Cara Foodies dapet duit!

Cara Foodies dapet duit!
“Resign di Maret tahun ini bukan hanya karena pandemic, tapi juga mau kejar mimpi. Jadi apa? JADI FOODIES! Hah, jadi foodies, emang ada duitnya? Cara foodies dapet duit itu gimana sih?”
…
Ini juga yang jadi pertanyaan beberapa teman foodies di WAG. Pertanyaan yang menandakan keresahan sekaligus gundah gulana. Menjadikan foodies pekerjaan utama, beresiko atau tidak yah, dapet duitnya dari mana yah? Bisa ga yah untuk menghidupi kehidupan kita? Cara foodies dapet duit gimana yah?
Menjawab pertanyaan tersebut, masolo yang sudah menjadi foodies kurang lebih 9 bulan ini mau cerita, lebih kepada suka dan dukanya jadi foodies, cara bertahannya dan tetap termotivasi untuk berkarya. Sekedar mengulang, bahwa menjadi foodies adalah impian masolo sejak lama yang telah terkubur karena kebutuhan dapur yang mendesak. Kenapa harus dikubur? karena berfikir bahwa jadi foodies itu tidak ada duitnya, ga bisa dijadikan pendapatan utaman dalam keluarga. Akan tetapi, bersamaan dengan pandemi, awal Maret 2020, dengan berbekal restu dari istri, masolo memantapkan langkah untuk resing dan terjun sepenuhnya menjadi foodies. Dapet duit? langsung tenar? langsung tajirkah?

Hahahahhaha, belom lah, karena segala sesuatu butuh proses, termasuk untuk kejar mimpi. Berikut sharingnya sekaligus juga pembelajaran untuk teman-teman yang berniat menjadi foodies totalitas.
Pengalaman pribadi adalah hal yang paling baik untuk disharingkan. Share masolo tentang awal mula jadi foodies pada bulan Maret, yang ternyata nyaris tidak berpenghasilan karena masih “tes ombak” dan banyak yang minta tolong untuk FREE ENDORSE alias BARTER. Jadi cara foodies dapet duit gimana nih? kok malah dikasih free? karena banyak hal, pertama kondisi ekonomi yang memaksa para pekerja gulung tikar dan membuka usaha kuliner, jadilah mereka-mereka ini yg jadi klien utama masolo untuk masolo bantu promosikan.
Kedua, brand-brand besar ternyata juga banyak yg terpukul, selain penjualan yang menurun, kondisi pandemi juga membuat para owner berpikir keras untuk menyusutkan pengeluaran, salah satunya budget marketing. Ketiga, ternyata banyak juga yang beralih profesi menjadi foodies seperti masolo, sehingga banyak yang tes ombak juga dengan kasih gratisan atau barteran, mungkin pikirnya “ga papa lah, yang penting bisa dapet makan.”. No worries, walau tiga bulan pertama nyari tidak ada pendapatan sehingga harus makan tabungan jaga-jaga untuk bisa hidup sederhana.

Klien pertama yang kasih masolo FEE adalah kopi, dengan fee sekitar 150rb-an. Walau brand kopi yang lumayan besar, tapi karena masolo dapetnya melalui agency jadi yah mungkin budgetnya terbatas. Scope of worknya adalah buat video post minum kopi produk baru mereka.
“Bikin video Rp 150 ribu ajah? hmm.. paling juga video nyeduh kopi dan minum kopi sekedarnya ajah kali yah.” pikir masolo
Eits tapi disinilah tantangannya, selalu ada awal untuk setiap langkah, selalu ada jalan untuk setiap pijakan. Tergantung bagaiman kita melihat dan menyikapinya. Klo hanya melihat dari nominalnya, sudah tentu akan buat video yang biasa-biasa aja. Tetapi klo memang dimaknai sebuah kesempatan untuk berkarya, harus dengan hati tentunya. Disitulah masolo sadar bahwa ini adalah langkah awal untuk berkarya dengan hati. Harus maksimal, harus totalitas walau hanya dihargai Rp 150.000 saja.
Menjawab pertanyaan di atas: Gimana caranya supaya dapet penghasilan? Masolo bikin staging/tahapan, target dan juga catat setiap progress dan klien. Berikut adalah tahapannya:
STAGE 1. FREE ENDORSE/BARTER
Sedari awal, salah satu niat masolo menjadi foodies adalah untuk bantu UMKM dan industri rumahan. Alasannya adalah karena banyak dari kawan masolo yang resign/diresignkan dan banting stir jualan makanan/minuman. Selain itu juga untuk portofolio awal masolo sekaligus juga penemuan jati diri untuk karakter dan konten yang akan masolo garap. Targetnya adalah bulan ketiga harus sudah ada pendapatan! Ditahap ini, banyak klien yang meminta bantuan, melalui DM di IG, tentunya setelah melihat berbagai konten yang masolo posting. Ditahap ini kebahagiaannya adalah membantu teman-teman yang punya usaha, dan melihat usaha mereka laris manis karena konten kita. (klien pertama masolo adalah risol ucapan ultah dari kantin ci Elin.
STAGE 2. FEE SUKARELA
Setelah followers dan portofolio masolo yang serba gelap/darkmode tercipta, mulailah masolo pasang target untuk mendapatkan pendapatan. Caranya adalah, memilah dan memilih mana yang bisa “disapa” dengan ramah untuk mau memberikan FEE SUKARELA, berapapun itu bayarannya. Tentunya harus berani dan sopan di DM ketika ada yang menawarkan FREE ENDORSE. Bahasanya masolo biasanya begini: “Wah, dengan senang hati masolo membantu, tapi bersediakah kakak klo masolo kenakan fee sebagai bentuk penghargaan karya? FEEnya SUKARELA kak, berapapun yang kakak kasih, masolo akan sangat berterima kasih.” Puji Tuhan ada beberapa yang mau, walaupun ada beberapa juga yang hilang tanpa jejak. Ga papa, kan buat pembelajaran, berarti tanda belom cocok ajah sih.
STAGE 3. RATE CARD
Komitmen masolo adalah setelah 10k barulah mau pasang tarif/rate card. Awalnya bikin ratecard tanpa riset, jadi dan dikirim ke DM brand/umkm yang menanyakan ratecard. Walau ada yg mundur teratur, mundur tanpa berita, tapi ada juga yang deal, Sei Sapi Depok salah satu contohnya. Langsung mengiyakan untuk membuat video setelah ratecard dikirimkan. Rasanya luar biasa mengingat karya yang kita kerjakan dari hati bisa dihargai sebagaimana pantasnya.
Ternyata jadi foodies itu ndak gampang, butuh perjuangan, komitmen dan niat. Secara teratur harus menemukan “jati diri” dan konten yang kira-kira unik dan menarik supaya dilirik oleh brand/pelaku industri. Tujuannya yah supaya kita punya value atas diri dan konten kita. Yang harus diingat adalah jadikan FEED IG kita menjadi sebuah INVESTASI dan PORTOFOLIO. Kerjakan karya dengan hati, karena apa yang dari hati akan menyentuh hati.
Oh iyah, selain tahapan di atas, masolo mau kasih juga beberapa tips dan trick untuk teman-teman yang mau jadi foodies dan berusaha dapat duit dari situ:
- Jadikan Feed kalian sebuah portofolio, jadi pastikan semua yang ada di feed adalah hasil karya terbaik
- JANGAN PERNAH DM DULUAN brand atau umkm untuk menawarkan harga. Kenapa? pertama: bagi masolo hal ini kurang sopan, dan yang kedua kita sudah kalah bargaining power duluan. Hukum supply dan demand: pastikan ada demand dulu baru kita supply.
- Balas setiap DM yang masuk secepatnya dan dengan bahasa sebaik mungkin. Karena masolo percaya setiap DM yang masuk adalah pintu rejeki yang Tuhan bukakan bagi kita
- Pastikan menyapa (kalau bisa dengan sebutan nama) dan perkenalkan diri kalian di setiap DM yang masuk
- Pilah dan Pilih klien. Jangan semua disamaratakan untuk dikasih ratecard, lihat dulu mana yg bisa dikasih harga, dikasih harga sukarela atau barter/gratis.
- Buat ratecard kalian sejelas dan semenarik mungkin. Bisa dengan tulisan biasa, atau dengan design menarik.
- Penentuan ratecard harus melalui riset dan juga effort pekerjaannya. Jangan asal tembak saja, supaya peluang ditolaknya menipis.
Akhir kata, semangat berkarya dan menjadi foodies yah. Ingat ini: GA ADA YANG INSTANT! MIE INSTANT AJAH BUTUH PROSES. Jadi ada baiknya kita bersabar sembari terus berproses menjadi foodies. Jangan mudah menyerah dan pasrah. Percaya deh, bahwa usaha tidak akan menghianati hasil. Semangat semua!
Salam Inspirasi,
Sesuapnasi
Terima kasih sharingnya, Mas Olo. Selalu takjub membaca keuletannya. Semoga sukses selalu yaa.. Dan izin save tips n trik nya..
Terima kasih juga sudah mampir yah kak, salam semangat dan salam inspirasi selalu
Aku ngikutin sejak awal karir Masolo dan takjub loh. Meski baru mulai tapi foto yang dihasilkan udah profesional. Keren lah pokoknya. Semangat ya, sukses juga menjadi Foodies yang makin hits
Terima kasih banyak kak, just di what God put in my heart kak… Tetap semangat dan salam Jepret..
Sukses selalu mas dan jangan pernah berhenti terus menggali dan belajar yah, kalo terus belajar dan ulet insyallah suatu saat akan membuahkan hasil yang memuaskan
Amin..amin..amin.. Satu hal yg masolo percaya sih bahwa hasil tidak akan menghianati proses.. Semangats juga kak
Sesuatu yang ditekuni dan dikerjakan bersungguh sungguh pasti akan menghasilkan. Setuju juga dengan pernyataan, mana yang harus diberi rate card atau brter produk saja. Karena kondisi klien yang tidak sama..
Yapss kak, karena klo berjuangnya sungguh-sungguh pasti bisa, yg penting yakin dan sabar. Semangat berjuang yaps..
Aku ga cocok nih jadi foodies, kriteria masakan enak buat aku sesuai mood soalnya. Tapi keren lho foodies begini, ya makan, ya foto, ya bikin caption, saluutttt!
Hahahhaha, sama kok kak, masolo jga kadang memainkan mood juga untuk review.. tapi kebanyakan mood bagus sih.
Wah, bagus bgt artikelnya, menginspirasi aq bgt. Baru tau jg kalau masolo itu belom lm terjun jd foodies ya, tp Masya Allah tampilan blog dan foto2 nya udah ky senior yg punya jam terbang tinggi loh. Aw senang kl baca artikelnya masolo ini, sm liat foto2 nya , ada ciri khas tersendiri. Salut aq, tamgkaian kata2 nya d kemas apik jg loh. Sukses sllu ya mas ..
Selalu mendoakan kebaikan mas Olo yang sedang membangun usaha ya.
AKu juga sedang berusaha bangkit nih craftnya Mas. Makasih untuk tipsnya asikk terapin ah.
Dapet kenyangnya dapet hasilnya ya ka jadi foodies. Semua butuh usaha.
Ada satu yg lupa kak, dapet belajarnya juga.. Justru itu nilai yg tak ternilai 🙂
Keren mas…segala sesuatu kalau dijalani dengan tekun dan konsisten..pasti ada hasilnya ya…Semangat terus…
yess kak, itulah yg namanya konsistensi.. Salam Inspirasi yah…